Cerita Panas : Guru Madiun Di kamar Hotel





- Adakah kiranya, madrasah menyelenggarakan sekolah malam hari dan sampai pukul 21.00 pula? Kalau pun ada, paling-paling hanya versi bu guru Darsini, 35 (bukan nama sebenarnya), dari Madiun (Jatim). Soalnya, ketika dibuktikan suaminya, ternyata Bu Guru bukan mengajar, tapi “diajar” lelaki PIL-nya di sebuah hotel bilangan Mejayan.

Tahun-tahun 1970-an, ketika sekolah masih kekurangan gedung tempat belajar dan mengajar, banyak sekolah di malam hari. Tapi sekarang, rasanya tak ada sekolah apa lagi tingkat madrasah, membuka kelas di malam hari. Maka jika seorang guru madrasah mengaku pada pasangannya bahwa mengajar sampai pukul 21.00, itu layak dicurigai. Benarkah dia di depan kelas bersama murid-muridnya? Ataukah sekedar alasan, untuk pembenaran sebuah tindakan tidak terpuji?

Ilmu pengibulan semacam ini ternyata dipraktekkan juga oleh Bu Guru Darsini dari Mejayan, Madiun. Untuk menyelamatkan aksi selingkuhnya dengan lelaki Kadam, 40, dia beralasan sering pulang malam karena sedang mengajar kelas malam di sebuah madrasah. Karena Hardi, 40 (bukan nama sebenarnya), suaminya kurang mengerti liku-liku dunia pendidikan, awalnya ya percaya saya. Nggak tahunya……..

Keluarga Hardi – Darsini memang kurang harmonis belakangan ini. Masalahnya, sejak Hardi kembali dari tugas di Papua, tabiat istri sudah berubah total. Mestinya, karena lama tak ketemu, istri bisa memberikan “pelayanan” istimewa. Kenyataannya, justru Hardi sering gagal “rapel” kangennya, lantaran istri beralasan sibuk dan capek. Kenapa capek? “Sampeyan lihat sendiri, saya pulang ngajar di madrasah sampai pukul 21.00.” begitu alasan Darsini.

Awalnya Hardi percaya saja pada alasan tersebut. Tapi karena pulang malam akhirnya menjadi sebuah rutinitas, dia pun nekad bertanya kepada orang yang tahu. Guru madrasah lainnya, baik dari tingkat ibtidaiyah (SD), tsanawiyah (SMP) maupun aliyah (SMA), semua menjawab bahwa sekarang tak jamannya lagi murid sekolah malam. Lho, kalau begitu selama ini Darsini dengan sengaja menciptakan kebohongan publik?

Hal ini sama sekali tak pernah diperhitungkan Darsini. Pikir dia, suami langsung percaya saja. Dengan demikian Bu Guru ini merasa lebih bebas memanjakan hawa nafsunya. Lho kok? Nggak ada kok-kokan! Selama Hardi berbulan-bulan tugas di Papua, dia memang mengisi rasa sepinya dengan berbagi asmara bersama PIL. Maklumlah, sebagai wanita yang masih muda dan enerjik, mana mungkin berbulan-bulan dibiarkan kedinginan tiap malam. Ya mumpung ada “penghangat” lain, “ambil tuh barang” kalau mau pinjam istilah anggota DPR Sutan Bathugana.

Apa boleh buat, “barang” milik Kadam rekanan selingkuhnya, memang sangat menjanjikan. Akhirnya Bu Guru jadi ketagihan dan keterusan, sehingga tak minat lagi pada milik sendiri di rumah yang dijamin halalan tayiban. Dan seperti yang sudah-sudah, pamitnya mengajar di madrasah, sebetulnya Darsini dalam rangka “ambil tuh barang” bersama Kadam gendakannya.

Yang kali ini benar-benar sial. Di kala Darsini berangkat, ternyata dari belakang suami membuntuti. Begitu motor Bu Guru masuk hotel di Mejayan, Hardi pun minta satpam dan resepsionis membuka kamar yang digunakan istrinya. Setelah berhasil dibuka paksa, apa yang terjadi di dalam? Ternyata Bu Guru ini bukan mengajar murid, tapi tengah “diajar” Kadam sampai mendesah-desah seperti lokomotif KA tahun 1960-an. Hardi pun segera membawa kasus ini ke Polsek Mejayan.

Blog, Updated at: 11.11

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar isi