Anak PKL Itu Bernama Sarah

1330002787660257942
Sarah sedang menerima telepon (koleksi pribadi)
Tulisan ini aku dedikasikan untuk Sarah, seorang anak SMK 14 Jakarta  yang sedang PKL dikantorku dan telah mencuri hatiku sehingga banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil dari seorang anak yang berbakti kepada orangtuanya dibalik kepolosannya sebagai anak remaja.
Bagi anak anak sekolah setingkat ilmu Kejuruan atau SMK  ada salah satu mata pelajaran yang mengharuskan untuk praktek kerja lapangan yang biasan disebut PKL, dan biasanya kita sering melihat mereka dibeberapa kerja lapangan di beberapa tempat sesuai dengan jurusannya masing masing, ada yang di pasar swalayan, ada yang diperkantoran atau mungkin ada juga dibeberapa tempat lainnya.
Dan sejak bulan Januari tahun ini ada enam anak SMK yang sedang PKL di kantorku, dan dari keseharian mereka selama PKL sampai akhir bulan Pebruari ini bukan tidak mungkin mengamati tingkah polah mereka yang masih sedikit kekanak kanakan walaupun dari segi fisik sudah tidak kanak kanak lagi .
Diawal kedatangan mereka di bagianku sempat terkaget juga, mereka mengenalkan diri sembari mencium tangan, risi dan belum terbiasa juga karena dilakukan bukan oleh ponakan ponakanku sendiri. Tapi mau gimana lagi, mungkin itu yang biasa mereka lakukan disekolahnya.
Malu, itulah mulanya mereka ketika memulai PKL di kantor tempat aku mengais rezeki, tetapi sebagai orang dewasa  dan bila diurut urut ternyata orang tua mereka hampir sebaya umurnya denganku, jadi aku anggap saja mereka adalah keponakanku sendiri.
Ternyata mereka cukup cerdas dan cekatan, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk mengajari mereka tentang aktivitas dan pekerjaan apa saja yang harus dilakukan, cukup menaruh berkas atau file yang harus dikerjakan dan dengan sendirinya mereka tahu tugas apa yang harus dikerjakan.
Kadang jika aku tidak berada ditempat untuk beberapa jam atau hari karena ada pekerjaan lain, aku meminta salah satu anak yang bernama Sarah untuk duduk dimejaku dan mengerjakan pekerjaan yang yang lebih agak bobotnya agak berat sedikit dan tentu saja setelah aku memberikan sedikit gambaran pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan kapasitas mereka.
Kumpul kumpul sembari lesehan di lantai sepertinya menjadi hal biasa yang mereka lakukan dikala jam istirahat makan siang, Apa sih yang mereka bicarakan dalam obrolannya yang seru,…wah aku sendiri tidak tahu persis, dan nampaknya akupun tidak ingin mengganggu mereka, paling hanya sekedar berkata, “pasti ngomongin cowok” dan mereka pasti akan menjawab dengan serempak. ” Enggak lagi
Dari enam orang anak PKL ini hanya Sarahlah yang paling sering terlambat datang ke kantor, dari penuturannya ternyata Sarah ini orang tua salah dalam hal ini Bapaknya membuka kafe tenda di bilangan Cikini  tepatnya dekat dengan rel kereta api,
Sehabis shalat Isya bapaknya membuka lapaknya sampai jam dua malam. Ayam Goreng, Pecel lele itulah yang Bapaknya Sarah jual setiap malam, dan jika masih ada lauk yang tersisa maka akan dijadikan lauk untuk makan siang Sarah untuk dibawa ke kantor sebagai makan siang.
Dengan penuturannya ini, saya jadi maklum akan kedatangannya yang terlambat karena kemungkinan besar bapaknya masih mengantuk ketika mengantar Sarah  dengan memboncengan dengan sepeda motor untuk PKL di kantorku. Dan Sarahpun bukanlah anak yang menuntut banyak terhadap orang tuanya, dan ini berbeda sekali dengan kebanyakan anak anak sekarang yang selalu menuntut ini dan itu dari orangtuanya hanya untuk kesenangan pribadi.  Dan itulah yang membuat aku menjadi sayang terhadap Sarah.
Capek Neng...”kataku disela sela pekerjaan ketika melihatnya duduk lemas, Eh enggak koq Bu, jawabnya, Yah sudah kalo capek turun deh kebawah sembari memberikan berkas untuk didistribusikan ke departemen lain yang ada di Lower Ground, sembari cuci mata dan window shopping  untuk mengatasi kejenuhan alias bete, (yah…namanya juga anak anak, kita harus sedikit mengerti dengan kondisi mereka)
Kadang sembari iseng aku suka bertanya sembari mengujinya, tentang apa yang sudah didapat PKL di kantor ini, Buat kas kecil katanya, Barang atau material batas maksimum pembuatan kas kecil, tanyanku lagi, jika sarah bisa menjawab, aku akan terus memberi pertanyaan dan jika tidak bisa menjawab maka aku akan menjelaskannya secara mendetail.
Kini keberadaan mereka tinggallah satu minggu lagi berada di kantorku, tentunya tingkah polah mereka yang suka berjinjit jinjit jika menghampiriku sembari berlalri lari kecil, ataupun jika rekan sejawatku yang laki-laki sering menggodanya dengan sebutan, Neng…diem aja, kemarin abang ga dateng ya, atau ga dengan candaan lainnya  ” Ntar Om ganteng jemput ke sekolah ya..”  akan menjadi kenangan indah yang mungkin tidak akan pernah terlupakan.

Blog, Updated at: 11.00

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar isi